Rabu, 11 Januari 2012

Aku Juga Punya Keinginan

AKU JUGA PUNYA KEINGINAN
“Fenomena anak-anak yatim dan dhuafa yang terlantar”


Fenomena maut memang sangat mengerikan dan selalu menyisakan permasalahan bagi yang ditinggalkannya, terlepas apakah ia orang yang berpunya terlebih mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Anak-anak mereka yang berharta akan disibukkan dengan pembagian warisan, sampai pada pemboikatan saudara karena pembagian yang tidak sama, bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi akan menyisakan penderitaan bagi anak-anak mereka. Yang ujung-ujungnya menyebabkan keterlantaran mereka.
Kita hanya bisa bersimpati tanpa bisa berbuat apa-apa melihat mereka, anak-anak yang harus dengan rela ditinggalkan orang yang menjadi gantungan hidupnya, sebenarnya mereka tidak sadar dengan yang terjadi pada dirinya, karena memang mereka masih belum mengerti bahwa kerasnya hidup telah menunggu mereka didepan mata, bisa saja mereka bilang bahwa alam ini kejam suatu saat nanti, tanpa mereka berfikir ada suatu aturan Tuhan yang harus mereka patuhi sedangkan mereka sama sekali belum mengerti dengan semua itu, yang mereka tau “aku telah ditinggalkan orang yang menjadi gantungan hidupku” nasib begitu kejam memperlakukanku, sang dai berkata “Tuhan tidak akan pernah memberikan suatu cobaan untuk makhluknya yang tidak mampu dengan cobaan itu”, mungkin ini hanya sekedar peringan fikiran atau bentuk ketidak berdayaan untuk membantu sekian banyak mereka yang tidak bernasib baik. Padahal mereka akan bilang “AKU JUGA PUNYA KEINGINAN” seperti mereka yang bernasib lebih baik dariku; ingin menikmati fasilitas yang sama, mendapatkan perlakuan yang sama, menikmati hal yang sama seperti mereka.

Selasa, 10 Januari 2012

PEMBINAAN MENTAL ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM


PEMBINAAN MENTAL ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kata “pembinaan” berasal dari kata “bina” yang berarti “bangun”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “pembinaan” Adalah sebuah proses, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik[1]
Dalam masyarakat kita, istilah mental tidak asing lagi, orang-orang sudah dapat menilai apakah seseorang itu baik mentalnya atau tidak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (574) mental diartikan "hal yang menyangkut batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga." Sedangkan dalam Kamus Psikologi mental diartikan "hal yang menyinggung masalah fikiran, akal, ingatan atau proses-proses yang berasosiasi dengan fikiran ingatan" (Chaplin, 2002: 340).[2]